Alergi Makanan

     Makanan dapat menimbulkan beraneka ragam gejala yang ditimbulkan reaksi imun terhadap alergen asal makanan. Reaksi tersebut dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau non alergi. Reaksi alergi makanan terjadi bila alergen makanan menembus sawar gastro intestinal yang memacu reaksi IgE. Gejala dapat timbul dalam beberapa menit sampai beberapa jam, dapat terbatas pada satu atau beberapa organ, kulit, saluran napas dan cerna, lokal dan sistemik. Alergen makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak adalah susu, telur, kacang tanah, soya, terigu, dan ikan laut. Sedangkan yang sering menimbulkan alergi pada orang dewasa adalah kacang tanah, ikan laut, udang, kepiting, kerang, dan telur. 
   Alergi makanan tidak berlangsung seumur hidup terutama pada anak. Gejala dapat hilang, namun dapat kambuh pada keadaan tertentu seperti infeksi virus, nutrisi yang tidak seimbang atau cedera muskulus gastrointestinal.

Gejala
1. Pada kulit: eksim dan urtikaria (biduran). 
2. Pada saluran pernapasan : rinitis dan asma. 
3. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non spesifik dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa faring, muntah, kram, distensi,dan diare. 
4. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan dan penyakit seliak.
5. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult bleeding atau frank colitis.

Faktor Risiko
Mempunyai riwayat alergi makanan

Penatalaksanaan
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis: 
1. Hindari makanan penyebab 
2. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan

Rencana Tindak Lanjut 
1. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien 
2. Menghindari makanan yang bersifat alergen secara sengaja mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi) 
3. Perhatikan label makanan 
4. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif terhadap alergi makanan

0 Response to "Alergi Makanan"