Perjalanan Seorang Dokter

    Tahukah anda bahwa untuk menjadi seorang dokter harus ditempuh bertahun-tahun lamanya. Profesi seorang dokter ditempuh kurang lebih 6-7 tahun. S1 3,5-4 tahun, profesi 2 tahun, proses menunggu antar jenjang dan ujian nasional 6 bulan. Bayangkan, jika dibandingkan dengan kuliah diprogram studi lain, pasti sudah sampai jenjang S2 kan bahkan sudah menikmati enaknya bekerja dan memperoleh penghasilan.

    Bagi seorang dokter, kesabaran dan ketekunan merupakan hal yang wajib dimiliki, mengingat lamanya proses belajar untuk mencapai gelar dokter tersebut. Perjalanan dimulai dari sebelum masuk perguruan tinggi negeri. Tidak dipungkiri bahwa hingga saat ini, prodi pendidikan dokter merupakan prodi yang paling diminati di Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat masuk di jurusan ini, dibutuhkan perjuangan yang cukup tinggi. Mulai dari ikut bimbel, belajar sampai batas, hingga mungkin harus lewat jalur dana yang bahkan bisa sampai milyaran rupiah.
    Setelah berhasil masuk, tidak cukup sampai disitu saja perjuangannya. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan masa orientasi mahasiswa (MOS). MOS di fakultas kedokteran pun berbeda dibanding dengan fakultas-fakultas lain. di FK, mahasiswa baru sudah mulai dilatih bagaimana menjalani kehidupan perkuliahan kedepan nantinya. Mulai dari harus membuat makalah kecil-kecilan, berlatih penyuluhan, mengerjakan artikel yang ditulis tangan, dll. Setelah MOS berakhir, mahasiswa sudah mulai lebih tenang, cuman hal itu tidak serta merta membuatnya bersantai-santai begitu saja. Mereka harus fokus pada perkuliahannya dimana kekuatan hafalan sangat diperlukan. Modal seorang mahasiswa kedokteran hanyalah ketekunan dan rasa penasaran yang tinggi terhadap ilmu tentang manusia ini. Jika dia mampu menerapkan prinsip-prinsip tersebut, niscaya dia akan survive dikedokteran. Namun jika tidak, ia mungkin akan putus ditengah jalan, seperti beberapa teman saya yang terpaksa gugur ditengah jalan.
    Setelah mengikuti masa perkuliahan yang rata-rata ditempuh 7-8 semester, dan dinyatakan lulus dengan gelar S.Ked, seorang mahasiswa FK belum bisa disebut sebagai dokter, ia hanya bergelar sarjana kedokteran dan tentunya belum bisa melakukan praktik kedokteran. Untuk memperoleh gelar dokter, ia haruslah mengambil program profesi dirumah sakit jejaring kampus dan mendapat gelar baru yang disebut dokter muda/ coass. Nah, disinilah perjuangan sejati dimulai..Cerita tentang koas, bisa dibaca di Cerita Koas.
    Menjadi seorang dokter muda dirumah sakit mitra kampus sangatlah berat. Disinilah intisari gerbang menuju gelar dokter. Dan disini pula kisah paling berkesan bagi seorang dokter. Rasa sedih, bahagia, nelangsa, hancur,horor, dan menjadi kaum terbawah pasti hampir semua dokter pernah mengalami fase ini. Disini,antara tenaga, fikiran, dan spirit hidup akan dikerahkan. Menjadi seorang sukarelawan kesehatan yang bisa menjadi siapa saja; kuli, pekerja kasar, perawat, bidan, teknisi, pekarya, kurir, presenter, pemain drama, dll, semua harus bisa.
     Di masa percoassan ini, tempat kerja yang paling menarik dan berkesan yang akan membuat cerita banyak adalah di 4 Lab besar ini, yaitu: Bedah, Obgyne, Anak, dan Penyakit Dalam. Diantara 4 lab itu, pasti akan dijumpai ceritanya sendiri-sendiri karena karakteristiknya yang berbeda-beda. Namun yang pasti, di empat-empatnya, semua daya upaya, jasmani dan rohani akan tercurahkan. Obgyne yang bercirikan lab menunggu persalinan, Bedah dengan ciri khas pekerja fisik, Penyakit dalam sebagai pekerja otak, dan Anak sebagai pekerja mesin sukarela. ya g jelas semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing dan sangat membekas bagi para dokter muda.
     Nah, setelah selesai dari masa perkoassan yang kurang lebih 20 bulan (hampir 2 tahun), tidak berhenti sampai disitu saja. Seorang calon dokter harus menempuh lagi yang namanya ujian kompetensi calon dokter tingkat nasional. Untuk mengambil ujian tersebut, persiapannya tidaklah mudah. seorang calon dokter harus serius menghadapinya, karena hal ini lah pintu gerbang terakhir menuju gelar dokter. Jika tidak lulus di ujian ini, seorang calon dokter tidak akan menjadi dokter. Ujian ioni dilakukan 4 kali setiap tahunnya dan setiap calon dokter diberikan kesempatan mengulang ujian sampai 3 kali. Jika lewat dari itu, seorang calon dokter tidak akan menjadi dokter, dan gelarnya cuma S.Ked. Ujian ini pun tergolong cukup sulit. Tidak heran, banyak/ bahkan hampir semua mahasiswa profesi ini mengambil bimbingan khusus untuk menghadapi ujian ini. Dan tidak jarang ada saja yang tidak lulus diujian-ujian tiap 3 bulan ini. Setelah calon dokter ini dinyatakan lulus dan diwisuda, barulah ia menyandang gelar resmi, dokter.
    Tidak berhenti sampai disitu, setelah mendapat gelar dokter, seorang dokter baru ini haruslah menempuh pengabdian yang diwajibkan pemerintah, yaitu sebagai dokter internship. Jika tidak mengambil program ini, seorang dokter baru tersebut tidaklah diperkenankan untuk praktik mandiri maupun melamar kerja dirumah sakit. Dokter intership adalah dokter lulusan baru yang ditempatkan dirumah sakit-rumah sakit mitra depkes yang mendapatkan gaji perbulannya kurang lebih 3,1 juta. sebagai seorang dokter baru, gaji segitu sudah lumayan, paling tidak untuk biaya hidup sehari-hari, sehingga gaji tersebut sering disebut BHD (bantuan hidup dasar). Setelah menempuh program dokter internship selama 1 tahun, barulah seorang dokter bisa berpraktik mandiri, bekerja, ataupun melanjutkan ke jenjang spesialistik.

Demikian sedikit gambaran terkait perjalanan menjadi seorang dokter.. semoga menginspirasi. 

0 Response to "Perjalanan Seorang Dokter"