Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak menuju masa dewasa yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual. Remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan yang terjadi pada dirinya. Kematangan seksual dan perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Kematangan seksual juga dapat mengakibatkan remaja-remaja mulai tertarik terhadap anatomi fisiologi tubuhnya, juga mulai muncul perasaan tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis. Remaja di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan kerentanan terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi. Masa remaja rentan mengalami masalah serta berperilaku risiko tinggi, seperti pengalahgunaan dan ketergantungan narkotika, alkohol dan zat adiktif, melakukan seks bebas, kekerasan, dan lain-lain.


Sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk dunia adalah remaja. Sebanyak 85% di antaranya hidup di negara berkembang. Remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2010 berjumlah 40,75 juta dari seluruh penduduk yang berjumlah 237,6 juta jiwa. Sementara jumlah penduduk usia 10-14 tahun berjumlah 22,7 juta (Anggariksa, 2013).

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) yang dilakukan pada tahun 2002–2003 menemukan 2,4% atau sekitar 511.336 orang dari 21.264.000 jumlah remaja berusia 15–19 tahun dan 8,6% atau sekitar 1.727.929 orang dari 20.092.200 remaja berusia 20–24 tahun yang belum menikah di Indonesia pernah melakukan hubungan seks pranikah dan lebih banyak terjadi pada remaja di perkotaan (5,7%). Secara keseluruhan persentase laki-laki berusia 15–24 tahun belum menikah melakukan hubungan seks pranikah lebih banyak dibandingkan wanita dengan usia yang sama (BKKBN, 2012).

 Perilaku reproduksi terwujud dalam hubungan sosial antara pria dan wanita. Hubungan antara pria dan wanita tersebut dalam waktu yang lama menyebabkan munculnya norma-norma dan nilai-nilai yang akan menentukan bagaimana perilaku reproduksi disosialisasikan. Berbagai bentuk perilaku yang diwujudkan lazimnya sejalan dengan norma-norma yang berlaku. Ada perilaku yang diharapkan dan sebaliknya ada perilaku yang tidak diharapkan dalam hubungan sosial masyarakat; begitu pula hubungan antara pria dan wanita dalam perilaku reproduksi. Perilaku reproduksi dalam hal ini adalah mengacu kepada perilaku seks pranikah di kalangan remaja. Perilaku seks remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor.

 Secara garis besar faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi remaja terdiri dari faktor di luar individu dan faktor di dalam individu. Faktor di luar individu adalah faktor lingkungan di mana remaja tersebut berada; baik itu di lingkungan keluarga, kelompok sebaya, dan desa. Sedangkan faktor di dalam individu yang cukup menonjol adalah sikap permisif dari individu yang bersangkutan. Sementara sikap permisif ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam suatu kelompok yang tidak permisif terhadap perilaku reproduksi sebelum menikah akan menekan anggotanya yang bersifat permisif. Dengan demikian kontrol sosial akan mempengaruhi sikap permisif terhadap kelompok tersebut. 

0 Response to "Kesehatan Reproduksi pada Remaja"