Mengenali 'Keputihan' pada Wanita

Sebagian besar wanita semasa hidupnya setidaknya pernah mengalami keputihan. Apakah keputihan itu normal? Bagaimanakah tanda keputihan yang normal? Atau apakah keputihan menandakan suatu penyakit? Mari kita bahas lebih lanjut..

Keputihan merupakan suatu vaginal discharge, suatu produk vagina yang dapat bersifat normal (fisiologis) maupun menandakan suatu penyakit (patologis).

Keputihan yang bersifat normal yaitu keputihan yang ditandai dengan warna putih atau bening, tidak berbau, dan tidak bergejala (tidak gatal, tidak nyeri, dll.) Biasanya, keputihan yang bersifat normal akan muncul sesuai dengan siklus menstruasi wanita, yakni saat mendekati masa subur wanita dan menjelang siklus menstruasi.

Berbeda dengan keputihan patologis, ia akan muncul diluar siklus menstruasi (tidak terkait siklus menstruasi, atau bisa muncul sewaktu-waktu). Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, protozoa, hingga merupakan suatu tanda keganasan organ reproduksi wanita misalnya, kanker serviks.


Adanya infeksi maupun inflamasi (peradangan) di area vagina mengakibatkan suatu penyakit vaginitis. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan adanya pruritus (gatal), keputihan, dispareunia (nyeri saat berhubungan), dan disuria (nyeri saat berkemih). Penyebab vaginitis: 
1. Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella vaginalis adalah bakteri anaerob yang bertanggungjawab atas terjadinya infeksi vagina yang non-spesifik, insidennya terjadi sekitar 23,6%. 
2. Trikomonas (merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis, kasusnya berkisar antara 5,1-20%). 
3. Kandida (merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, atau yang disebut dengan vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering peradangan pada vagina yang terjadi pada wanita hamil, insidennya berkisar antara 15-42%).

Keluhan yang sering dirasakan pada wanita dengan vaginitis yaitu:
1. Bau 
2. Gatal (pruritus) 
3. Keputihan 
4. Dispareunia 
5. Disuria 

Faktor Risiko yang sering mengakibatkan vaginitis yaitu:
1. Pemakai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/ IUD) 
2. Penggunaan handuk bersamaan 
3. Imunosupresi, merupakan suatu keadaan dimana daya tahan tubuh melemah
4. Diabetes melitus 
5. Perubahan hormonal (misal : kehamilan) 
6. Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas 
7. Obesitas.

Dari pemeriksaan fisik akan didapatkan daerah genital didapati kulit vulva yang menebal dan kemerahan, dapat ditemukan juga lesi di sekitar vulva. Adanya cairan kental dan berbau yang keluar dari vagina.

Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan agen penyebab vaginitis (apakah disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, maupun protozoa). Jika anda mengalami keluhan seperti yang telah disebutkan, segera hubungi layanan kesehatan terdekat.

0 Response to "Mengenali 'Keputihan' pada Wanita"